Rabu, 02 Mei 2018

Review Novel "Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin" Karya Tere Liye


Dia adalah Malaikatku



A.    Identitas buku

-          Judul buku      : Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin 

-          Penulis             : Tere Liye

-          Penerbit           : PT. Gramedia Pustaka Utama

-          Kota terbit       : Jakarta

-          Tebal buku      : 20 cm/264 halaman

-          Jenis buku       : Buku fiksi



B.     Sinopsis

Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik

            Dia sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekali pun. Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan ini.

            Ibu benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga kami. Tak pantas. Maafkan aku, Ibu. Perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan sejak rambutku masih di kepang dua.

            Sekarang, ketika aku tahu dia boleh jadi tidak pernah menganggapku lebih dri seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah... Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun... daun yang tak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya.









C.     Resensi Buku

Novel ini menceritakan kehidupan Tania, seorang gadis kecil berkepang dua yang bertumbuh menjadi gadis cantik dan dewasa. Tania berumur sebelas tahun sedangkan adiknya enam tahun. Tania hidup bersama adiknya, Dede serta ibunya. Semenjak tiga tahun lalu, ketika ayahnya meninggal kehidupan mereka menjadi susah. Tania tidak lagi bersekolah, adiknya waktu itu masih berumur tiga tahun. Semenjak itu pula mereka tinggal di rumah kardus karena tidak sanggup membayar sewa kontrakan rumah yang menunggak. Setiap harinya mereka mengamen di tengah kota, dari bus ke bus.

 Pada suatu malam, ketika turun dari  bus sehabis  mengamen, kaki Tania yang tak memakai alas kaki berdarah karena menginjak paku payung. Lalu seorang pria dengan senyumnya yang hangat dan menentramkan menolong Tania. Dia membersihkan luka itu dan membalutnya perlahan-lahan. Itu adalah pertemuan pertama mereka.

Pria itu adalah Danar. Dia adalah seorang karyawan dan penulis buku. Danar terpaut 14 tahun lebih tua dari pada Tania. Tania memanggil pria itu dengan sebutan “Oom Danar”. Oom Danar adalah orang yang baik sehingga ibu, Tania, dan Dede menganggapnya seperti malaikat. Tania benar-benar kagum terhadap Oom Danar karena selain ia baik, dia juga mempunyai wajah yang tampan. Lama kelamaan Tania merasakan perasaan yang berbeda kepada Oom Danar. Namun Tania tidak mengerti perasaan apa itu.

Kehidupan keluarga Tania dan Dede semakin lama semakin membaik. Mereka bahkan bisa pindah dari rumah kardus ke sebuah rumah kontrakan sederhana. Selain itu, ibu mencoba membuka usaha kue kecil-kecilan dengan modal dari Oom Danar. Setelah usaha kue ibu berhasil, Tania dan keluarga tidak perlu lagi mengandalkan bantuan dari Oom Danar.

Hubungan Keluarga Tania dan Oom Danar semakin lama semakin dekat layaknya keuarga. Suasana agak berubah saat oom membawa teman dekatnya yang bernama Ratna. Tania merasa kesal, ia sangat tidak suka melihat kedekatan Danar dengan Ratna. Bertemunya Tania dengan Ratna membuat Tania menyadari bahwa ia memiliki rasa yang istimewa terhadap Oom Danar. Perasaan yang seharusnya tidak boleh ia rasakan.

Beberapa tahun kemudian,  ibu menyusul kematian ayah. Disaat-saat mendekati ajalnya, ibu berpesan kepada Tania bahwa Tania tidak boleh menangis untuk hal apapun dan dalam kondisi sesulit apapun. Tania hanya boleh menangis untuk dia, si malaikat penolong mereka.

Tania tumbuh menjadi gadis cantik dan dewasa seperti yang dikatakan ibunya . Ia berhasil mendapatkan beasiswa ke Singapura. Bahkan banyak prestasi berhasil ia raih. Pengalaman hidup yang Tania rasakan menjadikan dia lebih dewasa dari gadis-gadis yang seumuran dengannya.

Perasaannya terhadap Danar itu juga semakin jelas. Perlahan-lahan Tania mengerti bahwa perasaan itu bernama cinta. Tetapi cinta Tania terhadap Danar bukanlah cinta yang menyenangkan karena bertahun-tahun mereka telah bersama dalam status kakak adik, apalagi usia mereka terpaut 14 tahun.

Ketika Tania berulang tahun yang ke-17, Oom Danar dan adiknya Dede datang berkunjung ke Singapura untuk mengadakan pesta ulang tahun untuk Tania di Singapura. Oom Danar memberikan hadiah sebuah liontin bertuliskan ”T” yang menurut Tania sangat berharga untuknya.

Saat acara graduation’s day, Dede, Oom Danar dan pacarnya Kak Ratna datang ke acara tersebut. Saat acara makan malam Oom Danar dan Kak Ratna memberitahu Tania acara pernikahan mereka yang akan dilaksanakan 3 bulan kemudian. Tania menangis karena pemberitahuan ini yang menurutnya sangat menyakitkan seperti saat kehilangan ibunya untuk kedua kalinya.

Tania diminta pulang ke indonesia untuk menghadiri acara pernikahan Oom Danar dan Kak Ratna, yang tentu saja ditolak oleh Tania. Yang membuat Tania bertambah sedih karena Kak Ratna selalu baik kepada Tania dan selalu menganggap Tania sebagai teman.

Danar  dan Ratna akhirnya resmi sebagai seorang suami-istri,  namun Ratna hanya menjadi pelarian perasaan Danar saja. Pernikahan ini telah membuat hati Tania hancur. Namun, pernikahan itu tidak pernah bahagia, Ratna merasa bahwa dia kalah oleh bayangan lain yang dicintai Danar. Tidak ada cinta sejak awal pernikahan Danar dan Ratna. Ratna selalu membagi keluh kesahnya kepada Tania yang sedang bekerja di Singapura lewat email. Hal ini membuat Tania yang telah mau memaafkan tersebut penasaran dan tidak terima dengan perlakuan Danar terhadap Ratna hingga akhirnya Tania memutuskan untuk pulang ke Jakarta.

Pada akhir cerita, Tania mulai berani untuk mengungkapkan perasaannya, menanyakan kepada Danar tentang perasaannya, tentang pernikahannya. Dan ternyata semua benar, Danar memiliki perasaan yang sama dengan Tania. Semua tidak pernah terungkap. Namun, memang cinta tak harus dimiliki oleh keduanya. Konflik yang terjadi diantara keduanya, hanya disebabkan oleh satu hal yakni ketidakberanian untuk jujur terhadap diri sendiri.

Review Novel "Edensor" Karya Andrea Hirata

Perjalanan Anak Indonesia Di Negeri Orang

I.                   Identitas Buku

Judul Buku                              : Edensor
Penulis                                     : Andrea Hirata
ISBN                                       : 978-602-7888-98-2
Penerbit                                   : PT Bentang Pustaka
Penyunting                              : Imam Risdiyanto
Perancang sampul                   : Satrio
Tahun Terbit                           : 2014
Cetakan/edisi                          : Ke-4/ revisi
Tebal/ jumlah halaman           : xii + 290 halaman

II.                Ringkasan Isi Buku
Hidup dan nasib, bisa tampak berantakan, misterius, fantastis, dan sporadis, namun setiap elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah desain holistik yang sempurna. Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apa pun terjadi karena kebetulan. Ini fakta penciptaan yang tak terbantahkan.” merupakan kutipan yang akan kalian temukan ketika pertama kali membaca Novel Edensor yang berasal dari pemikiran Harun Yahya. Novel ini merupakan buku ketiga dari tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Novel ini menceritakan tentang perjalanan dua orang anak manusia menyusuri daratan eropa untuk mencari ilmu.
Cerita dimulai dengan kisah antara Ikal dengan lelaki tua yang bernama Weh. Bagi Ikal, Weh adalah orang pertama yang mengajarinya untuk mengenali diri sendiri. Cerita dilanjutkan dengan kenakalan-kenakalan yang dibuat oleh Ikal. Hal itu menyebabkan diri nya harus berganti nama sebanyak tiga kali, dari nama Aqil Barraq Badruddin berganti menjadi Wadudh dan akhirnya berganti lagi menjadi Andrea Hirata, sesuai dengan keputusan dan kemauannya sendiri.  
Setelah lulus SMA Ikal dan Arai merantau ke Jawa. Mereka adalah dua saudara tidak sekandung. Arai diasuh oleh keluarga Ikal karena ibu bapaknya meninggal. Keduanya menjadi saudara yang kompak, konyol, dan nakal, namun cerdas. Keduanya selalu bersama baik ketika masih SMA maupun setelah mereka bekerja di Jakarta.
Setelah menyelesaikan kuliah strata satu, Ikal dan Arai mengikuti tes beasiswa untuk sekolah strata dua ke Eropa. Mereka pun diterima di Universitas Sorbonne Prancis. Mereka langsung berangkat ke Paris. Sesampainya di Paris, Ikal dan Arai tidak diperbolehkan menempati asrama oleh Simon Van Der Wall dikarenakan kelengkapan administrasi mereka belum lengkap. Akhirnya mereka terpaksa tidur di bangku taman di tengah badai salju yang meliputi Kota Paris pada malam itu. Keesokan harinya Simon Van Der Wall meminta maaf kepada Ikal dan Arai atas kejadian kemarin malam.
Seminggu kemudian Ikal dan Arai mengunjungi Menara Eiffel. Sesampainya disana mereka sangat takjub akan bangunan kokoh yang tinggi menjulang itu. Impian mereka untuk melihat Menara Eiffel kini menjadi nyata, bangunan tinggi itu sekarang ada dihadapan matanya.
Di Prancis ternyata ada orang Indonesia yang terkenal. Orang itu ialah Anggun C. Sasmi. Lagu-lagu yang dinyanyikan olehnya diputar di seluruh radio lokal. Lagu tersebut menghiasi setiap sudut Kota Prancis. Dari orang tua sampai anak-anak semuanya menyukai lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Anggun. Hal itu juga yang membuat Ikal dan Arai kagum akan Kota Paris.
Di kampus Ikal memiliki banyak teman yang berasal dari negara, suku, ras, dan latar belakang yang beragam. Menurut pandangannya, masing-masing temannya itu punya kelebihan dan keunikan tersendiri. Teman-temannya yang berasal dari kelas atas punya pengaruh yang cukup kuat di kampus. Mereka memiliki gagasan – gagasan yang sangat cemerlang. Tentunya hal tersebut sangat berbeda dengan kepribadian orang – orang Indonesia.
Ada seorang wanita cantik dan elegan yang mencuri perhatian setiap pria di kampus. Namanya adalah Katya. Setiap ada kesempatan, pria-pria berbagai bangsa merubung Katya, berlomba-lomba membuatnya terkesan. Meskipun begitu, Ikal tak termasuk dalam kelompok penebar pesona itu. Pria yang paling bersemangat untuk mendapatkan hati Katya adalah Thompson dan MVRC Manooj, tapi tak satu pun dari mereka berhasil mendapatkan hati Katya. Sampai suatu hari Ikal dan Katya berpacaran dan mengumumkannya secara resmi. Tentu saja hal tersebut membuat Thompson dan MVRC Manooj iri bukan kepalang, karena mereka beranggapan bahwa Ikal bukanlah pria idaman bagi Katya.
Setelah dua bulan hubungan mereka pun harus kandas. Semua itu dikarenakan ketidaknyamanan Ikal pada Katya. Katya menganggap bahwa laki-laki bagaikan sebuah hiburan, apabila telah bosan maka ganti dengan yang baru. Ucapan Katya itu membuat Ikal berpikiran bahwa Katya tidak serius dengan hubungan yang mereka jalani.
Liburan musim panas kali ini, Ikal dan Arai berencana untuk melakukan perjalanan mencari A Ling, kekasih dambaan Ikal. Perjalanan keliling Eropa dan Afrika itu mereka lakukan bersama kelima orang temannya. Akhirnya perjalanan ini dijadikan sebagai ajang pertaruhan untuk mengukur keberanian untuk menahklukkan tantangan dengan cara pertaruhan lokasi tempuh terjauh dan pencarian uang dengan jalur seni. Penjelajahan panjang menjelajahi benua eropa dengan bermodal semangat dan keberanian. Hal tersebut mewarnai petualang Ikal dan Arai.
Perjalanan dimulai dari kota Paris Perancis melintasi benua Eropa dan berakhir di Spanyol. Pencarian Andrea akan cinta masa kecil telah membawa mereka melintasi rute perjalanan yang panjang melintasi benua Eropa hingga Tunisia, Zaire dan Casablanca di benua Afrika. Rasa lapar, kelelahan serta ancaman kematian karena kedinginan tidak menyurutkan semangat dan keberanian Andrea untuk mencari A Ling.
Ikal dan Arai pulang ke Eropa tanpa dapat menemukan A Ling. Namun anehnya, Ikal merasa tidak pulang dengan tangan hampa, karena ia telah berupaya sekuat tenaga dan pada titik akhir upaya tersebut hasilnya nihil. Maka sebenarnya Ikal telah menemukan hal yang ia cari yakni kenyataan, kenyataan yang harus dihadapi sepahit apapun keadaannya. Semua itu telah mempertemukan Ikal dengan salah satu pencarian terbesar dalam hidupnya, yaitu cinta.
 Mereka kembali mengerjakan rutinitas kuliah mereka. Namun suatu hari rutinitas itu terpecah. Katya menelpon Ikal dan menyuruhnya segera ke kampus. Tiba dikampus Ikal melihat Arai digotong, hidungnya berdarah, ia masuk ICU. Arai terserang Asthma bronchiale. Akhirnya Arai harus dipulangkan ke Indonesia, Ikal merasa sedih harus berpisah dengan Arai. Hari demi hari Ikal lalui dengan menyibukan diri dengan risetnya. Tiba tiba Maurent memanggil Ikal dan mengabarkan Prof Turnbull akan pensiun dan pulang kampung ke Sheffield Inggris, dan mengabarkan kalau tak ingin kehilangan waktu, Ikal harus mengikuti exchange program, pindah ke Sheffield Hallam University.
Bus merayap, Ikal semakin dekat dengan desa yang dipagari tumpukan batu bulat berwarna hitam. Ikal merasa menembus lorong waktu dan terlempar dalam negeri khayalan yang telah lama hidup dalam hatinya. Kemudia Ikal bergegas meminta sopir berhenti. Ikal kembali teringat akan keindahan tempat ini selama belasan tahun, dan tiba-tiba tersintesa persis di depan matanya. Kemudian Ikal bertanya kepada seorang ibu untuk memberi tahu nama tempat ini. Kemudian ibu itu menjawab. “Sure lof, it’s Edensor…”

Jumat, 22 Desember 2017

Review Novel "Bumi Manusia" Karya Pramoedya Ananta Toer

Seorang Pribumi Diantara Orang Eropa

Image result for cover novel bumi manusia

I.                    Identitas Buku
1.      Judul Buku                  : Bumi Manusia
2.      Penulis                         : Pramoedya Ananta Toer
3.      Penerbit                       : Lentera Dipantara
4.      Tahun Terbit                : 1975
5.      Jumlah Halaman          : 532 halaman

II.                 Isi Ringkasan
“Bumi Manusia” adalah sastra roman yang berlatar tahun 1890-an sampai awal tahun 1900-an. Yang oleh sejarah Indonesia dicatat sebagai masa awal Kebangkitan Nasional. Novel ini memadukan kisah romatis dan ketidakadilan kolonialis serta pemikiran liberal dari sudut pandang seorang keturunan priyayi Jawa.

Minke adalah seorang anak bupati keturunan priyayi Jawa yang beruntung bisa bersekolah di H.B.S di Kota Surabaya ketika sebagian besar keturunan priyayi Jawa belum bisa baca tulis. H.B.S merupakan sekolah Belanda, untuk masuk ke H.B.S, kalau bukan totok (orang Eropa asli) atau Indo (campuran), pastilah orang Jawa memiliki kedudukan yang cukup tinggi. Minke tak pernah mengakui hal itu, Ia memperkenalkan dirinya sebagai Minke, tanpa nama keluarga, seorang pribumi.

"Bumi Manusia" ini adalah tentang seorang pemuda, Minke, yang mengembangkan kedewasaan dan kebijaksanaan yang lebih besar melalui pengalaman yang terlalu besar untuk pemuda seperti dia. Awalnya, ia menjalani kehidupan yang agak sederhana sebagai mahasiswa SMA Belanda di Surabaya, Indonesia. Meskipun dia adalah salah satu dari sedikit Pribumi yang belajar di sekolahnya, dia dapat bergerak dengan percaya diri dan menjunjung tinggi kepercayaannya di tengah lingkungan kolonial dan divisi rasial.

Hidupnya mulai berubah drastis saat dia diundang oleh seorang teman ke salah satu rumah yang paling indah, ditempati oleh keluarga misterius. Tanpa diduga, dia bertemu dan jatuh cinta pada gadis terindah yang pernah dia lihat. Annelies adalah anak perempuan campuran dari selir asli dan pengusaha Eropa. Selanjutnya, dia kagum dengan karakter ibunya yang kuat, yang dijelaskan oleh pengalamannya sendiri yang keras di masa lalu. Dengan bantuan suami Murni-nya, dia belajar membaca, berbicara bahasa lain, dan menjalankan bisnis. Dan saat suaminya nanti terbukti tidak berharga, dia masih bisa berdiri di atas kakinya sendiri. Dia akhirnya menjadi salah satu tokoh paling penting dalam kehidupan Minke sebagai seorang guru dan ibu.

Seiring hubungan Minke dengan Annelies tumbuh lebih dalam, orang-orang di kota ini mulai menyebarkan desas-desus dan menganggapnya melanggar hukum dan memalukan. Meski begitu, meski menghadapi tantangan ini, Minke tetap rasional dan bertekad membuktikan bahwa pendidikannya tidak sia-sia. Bahkan setelah hidupnya terancam dan situasinya dibawa ke pengadilan, dia terus mempercayai pentingnya memerangi ketidakadilan pemerintah, tidak hanya untuk menang tapi untuk membela kemanusiaan dan hak-haknya.

Karena pendidikan Minke dan pemikiran liberal, dia dapat berbagi pandangan dan persepsi tentang korupsi di bumi umat manusia ini melalui tulisan-tulisannya yang diterbitkan di sebuah surat kabar. Usahanya terbukti berhasil saat pendukung hadir dalam pembelaannya untuk menjaga istrinya setelah menikah secara hukum di bawah hukum Islam. Dengan demikian, terbitannya membuktikan bahwa pengetahuan adalah kunci untuk berubah dan sukses.

Akhirnya, Minke dan ibu mertuanya dikalahkan setelah memperjuangkan hak Annelies. Dalam sidang keputusan Pengadilan Surabaya memutuskan untuk Juffrouw Annelies Mellema akan diangkut dengan kapal dari Surabaya lima hari yang akan datang. Mendengar keputusan itu, Nyai dan Annelies marah kemudian meninggalkan tempat itu. Keputusan Pengadilan Surabaya menerbitkan amarah banyak orang dan golongan. Serombongan orang Madura menyerang orang Eropa. Sejak itu pula rumah Nyai Ontosoroh dijaga ketat oleh kepolisian Belanda. Tak seorangpun diizinkan masuk. Bahkan Darsampun diusir. Dokter Martinet tidak diizinkan masuk. Dan sekarang Minke dan Nyai yang menjaga Annelies.

Hari itu pun tiba, Annelies meminta Minke untuk bercerita mengenai negeri Belanda dan laut. Sampai kemudian datang seorang peremupuan Eropa, memerintahkan Nyai untuk mempersiakan pakaian Annelies. Ia sembah sungkem kepada mama, menyuruh mama untuk membuang kenangan yang telah berlalu dan mengasuh seorang adik perempuan yang manis, yang tidak menyusahkan seperti Annelies. Tangis mama terus menderu, menyesal tak dapat mempertahankan Annelies. Dan permintaan terakhir Annelies pada Minke, untuk mengenang kebahagiaan yang pernah mereka alami bersama.

Minke menangisi keperergian cintanya. Memikirkan betapa lemahnya dirinya sebagai seorang pribumi dihadapan orang Eropa.  Sebuah kereta Gubermen telah menunggu dalam apitan Maresose berkuda. Sayup – sayup terdengar roda kereta menggiling kerikil, makin lama makin jauh, jauh, akhirnya tak terdengar lagi. Annelies dalam pelayaran ke negeri dimana Sri Ratu Wilhelnima bertahta. Minke berjanji akan menyusul Annelies, membawa Annelies kembali lagi. 


III.           Kelebihan dan Kekurangan
a.       Kelebihan
Penulis menggambarkan masa kolonialisme dengan apik serta dapat menyuguhkan kisah romantisme dengan elegan.
b.      Kekurangan
Bahasa yang digunakan dalam novel ini sulit untuk dimengerti.

Minggu, 30 Juli 2017

Review Novel "Pulang" Karya Toha Mohtar

Anak yang Pulang




  • I.        Identitas Buku



  1. Judul Buku                               : Pulang
  2. Penulis                                       : Toha Mohtar
  3. Penerbit                                     : PT. DUNIA PUSTAKA JAYA
  4. Perancang sampul                  : Mardian
  5. Tahun Terbit                            : 1957
  6. Tebal/ jumlah halama            : 71 halaman



  • II.   Isi Ringkasan


“Pulang” merupakan salah satu novel sastra karya Toha Mohtar. Novel ini menceritakan seorang anak manusia yang bernama Tamin yang pulang ke kampung halamannya setelah tujuh tahun pergi meninggalkan kampung halamannya untuk menjadi heiho. Di awal novel ini digambarkan tentang ingatan masa lalu Tamin akan masa kecilnya. Bau dan suasana saat menginjakkan kaki ke tanah tersebut mengingatkan tentang masa kecilnya. Kepulangan Tamin disambut oleh teriakan ibunya serta suara batuk ayahnya. Bayangan selama di perjalanan akan bagaimana rupa ayah,ibu dan adiknya terjawab sudah.
Malam pun semakin gelap, mereka habiskan dengan makan malam dan cerita tentang hal-hal yang terjadi selama tujuh tahun ditengah guyuran hujan yang perlahan mereda. Tapi dia tidak menceritakan bahwa telah menikah dan memiliki seorang anak laki-laki. Istri dan anaknya meninggal saat persalinan. Hal yang ditinggalkan dari keduanya hanyalah ingatan disaat Tamin melihat dan memberikan pelukan itu serta perhiasan kalung emas.   
Keesokan paginya, Tamin membetulkan kandang sapi yang ada serta merapihkan tumpukan kayu. Setelah semuanya telah selesai dikerjakan, Tamin berkata pada adiknya Sumi bahwa besok pagi, dia akan mengajak Sumi untuk membeli sapi dan juga kain untuk adiknya. Sepulang dari pasar emak melihat kandang dan juga tumpukan kayu itu tampak rapih, ia lalu megatakan bahwa mereka tidak memiliki tanah yang dulunya digunakan untuk bersawah. Tanah tersebut telah digadaikan pada orang lain, karena perlu biaya saat bapaknya sekarat.
Tamin berusaha untuk menebus kembali tanah itu, tapi kata ibunya jika dia ingin menebus tanah itu harganya bisa mencapai harga dua kali sapi dewasa. Tampak raut kecewa dibenak Tamin, dari mana uang sebanyak itu bisa ia dapatkan. Lalu ia datang mengunjungi rumah demi rumah, menemui orang-orang tua di kampung sekedar memenuhi adat menampakkan diri sesudah berjalan jauh. Tamin tetap memenuhi janjinya pada Sumi untuk membeli kain pada keesokkan harinya.
Dalam kebimbangan akhirnya Tamin menjual sebuah kalung emas bermatakan permata yang awalnya yang akan dihadiahkan kepada Sumi, untuk menembus sawah dengan letak strategis itu. Setelah beberapa proses, sawah telah beralih tangan kembali ke tangan keluarga Tamin. Betapa senangnya keluarga itu. Tak terkecuali ayah dan ibunya yang keadaannya semakin membaik setelah kedatangan Tarmin. Sumi yang dulunya bekerja keras kini tak perlu lagi bersusah payah karena tugasnya telah digantikan oleh kakaknya.
    Di tengah panasnya sinar matahari yang menyengat, di sawah Tamin kembali melihat gadis cantik yang merupakan adik dari Gamik, bekas temannya yang dibedil Belanda di tengah sawah. Gadis itu bernama Isah. Karena sering melihat Isah, lama-kelamaan tumbuh rasa cinta.
Tamin tidak merasa tenteram dan damai tinggal di desanya. Hati nuraninya tak kuat terus-menerus berbohong kepada orang tua, teman-teman dan penduduk desa. Pujian sebagai pejuang terhadap dirinya makin menambah kegusarannya. Ia tak punya keberanian untuk menceritakan hal yang sebenarnya. Ia takut melihat kekecewaan penduduk desanya apabila mereka tahu hal yang sesungguhnya. Ia juga takut menghadapi kemarahan penduduk desa yang akan mengecapnya sebagai penghianat.    
Tamin sendiri merasa bahwa dirinya bukan pahlawan yang rela mengorbankan nyawanya demi membela tanah air dan bangsanya. Selama menjadi heiho, ia dan pasukannya dikirim oleh Jepang ke Burma untuk mempertahankan kemerdekaan. Disebabkan ketidaktahuannya dan termakan oleh propaganda yang dilancarkan sekutu, ia bergabung dengan tentara sekutu. Tamin justru bertempur melawan bangsanya sendiri. Namun, ketika mengetahui keadaan yang sebenarnya, ia merasa berdosa.
Akhirnya, ia kembali memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya. Ia pergi tanpa pamit. Pada kepergiaannya yang kedua ini, hatinya tetap merasa tidak tentram dan damai. Ia merasa takut jika nanti bertemu dengan orang di kampungnya. Rasa bersalah terus menghantui dirinya. Ia pergi tak tentu arah dan tujuan.
Dalam perjalanannya, Tamin tersesat di sebuah desa yang tak dikenal olehnya. Di desa itu Tamin bertemu dengan seorang nelayan dan ikut bersama nelayan tersebut dan bekerja di desa nelayan tersebut selama 4 bulan. Setelah lama kepergiaannya dari kampung halaman, Tamin kembali pulang setelah mendengarkan cerita dari Pak Banji, warga desanya, yang mengatakan bahwa ayahnya telah meninggal, Sumi sang adik terus menangis menantinya, ibunya kembali muram dan tak terurus, dan Isah juga sedih menantinya.
Dari cerita Pak Banji juga Tamin menyimpulkan bahwa penduduk desa tidak mengetahui apa yang sebenarnya ia perbuat. Akhirnya, Tamin tersadar bahwa selama ini ia hanya dihantui oleh rasa ketakutannya.Tamin pun kembali pulang ke desa di kaki Gunung Wilis. Hal yang pertama, yang ia lakukan adalah berziarah ke makam ayahnya dengan nisan kayu jati yang masih baru itu ditanam di samping kubur neneknya dan berjanji tidak akan meninggalkan keluarganya lagi dan mengurus sawah dengan bersungguh-sungguh.
Sesampainya dirumah, Tamin meminta maaf kepada Sumi dan ibunya karena telah meninggalkan mereka. Sumi memaafkannya dan kembali tersenyum serta keceriaan kembali hadir di dalam rumah yang bersejarah itu. Tamin berpesan kepada Sumi yang akan memberi kabar tentang kepulangan Tamin kepada Isah. Pesan Tamin adalah bahwa malam ini dia akan menembangkan lagu Asmaradhana untuk Sumi dan Isah.

  • III. Kelebihan dan Kekurangan


a.       Kelebihan
1.      Penulis menggambarkan peristiwa dan emosi yang terdapat pada cerita secara detail sehingga pembaca dapat menggambarkan dalam imajinasi.
2.      Isinya sangat berbobot akan nilai-nilai moral
b.      Kekurangan


1.      Susunan kata dan bahasa sulit untuk dipahami.