Dia
adalah Malaikatku
A. Identitas
buku
-
Judul buku :
Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
-
Penulis :
Tere Liye
-
Penerbit :
PT. Gramedia Pustaka Utama
-
Kota terbit : Jakarta
-
Tebal buku :
20 cm/264 halaman
-
Jenis buku : Buku fiksi
B. Sinopsis
Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh
aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan
makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik
Dia sungguh bagai malaikat bagi
keluarga kami. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap
budi sekali pun. Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar
perasaan ini.
Ibu benar, tak layak aku mencintai
malaikat keluarga kami. Tak pantas. Maafkan aku, Ibu. Perasaan kagum,
terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan sejak rambutku masih
di kepang dua.
Sekarang, ketika aku tahu dia boleh
jadi tidak pernah menganggapku lebih dri seorang adik yang tidak tahu diri,
biarlah... Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun... daun yang tak
pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya.
C. Resensi
Buku
Novel ini menceritakan kehidupan Tania,
seorang gadis kecil berkepang dua yang bertumbuh menjadi gadis cantik dan
dewasa. Tania berumur sebelas tahun sedangkan adiknya enam tahun. Tania hidup
bersama adiknya, Dede serta ibunya. Semenjak tiga tahun lalu, ketika ayahnya
meninggal kehidupan mereka menjadi susah. Tania tidak lagi bersekolah, adiknya
waktu itu masih berumur tiga tahun. Semenjak itu pula mereka tinggal di rumah
kardus karena tidak sanggup membayar sewa kontrakan rumah yang menunggak. Setiap
harinya mereka mengamen di tengah kota, dari bus ke bus.
Pada
suatu malam, ketika turun dari bus
sehabis mengamen, kaki Tania yang tak
memakai alas kaki berdarah karena menginjak paku payung. Lalu seorang pria
dengan senyumnya yang hangat dan menentramkan menolong Tania. Dia membersihkan
luka itu dan membalutnya perlahan-lahan. Itu adalah pertemuan pertama mereka.
Pria itu adalah Danar. Dia adalah seorang
karyawan dan penulis buku. Danar terpaut 14 tahun lebih tua dari pada Tania. Tania
memanggil pria itu dengan sebutan “Oom Danar”. Oom Danar adalah orang yang baik
sehingga ibu, Tania, dan Dede menganggapnya seperti malaikat. Tania benar-benar
kagum terhadap Oom Danar karena selain ia baik, dia juga mempunyai wajah yang
tampan. Lama kelamaan Tania merasakan perasaan yang berbeda kepada Oom Danar.
Namun Tania tidak mengerti perasaan apa itu.
Kehidupan keluarga Tania dan Dede semakin
lama semakin membaik. Mereka bahkan bisa pindah dari rumah kardus ke sebuah
rumah kontrakan sederhana. Selain itu, ibu mencoba membuka usaha kue
kecil-kecilan dengan modal dari Oom Danar. Setelah usaha kue ibu berhasil,
Tania dan keluarga tidak perlu lagi mengandalkan bantuan dari Oom Danar.
Hubungan Keluarga Tania dan Oom Danar
semakin lama semakin dekat layaknya keuarga. Suasana agak berubah saat oom membawa
teman dekatnya yang bernama Ratna. Tania merasa kesal, ia sangat tidak suka
melihat kedekatan Danar dengan Ratna. Bertemunya Tania dengan Ratna membuat
Tania menyadari bahwa ia memiliki rasa yang istimewa terhadap Oom Danar. Perasaan
yang seharusnya tidak boleh ia rasakan.
Beberapa tahun kemudian, ibu menyusul kematian ayah. Disaat-saat
mendekati ajalnya, ibu berpesan kepada Tania bahwa Tania tidak boleh menangis
untuk hal apapun dan dalam kondisi sesulit apapun. Tania hanya boleh menangis
untuk dia, si malaikat penolong mereka.
Tania tumbuh menjadi gadis cantik dan
dewasa seperti yang dikatakan ibunya . Ia berhasil mendapatkan beasiswa ke
Singapura. Bahkan banyak prestasi berhasil ia raih. Pengalaman hidup yang Tania
rasakan menjadikan dia lebih dewasa dari gadis-gadis yang seumuran dengannya.
Perasaannya terhadap Danar itu juga
semakin jelas. Perlahan-lahan Tania mengerti bahwa perasaan itu bernama cinta.
Tetapi cinta Tania terhadap Danar bukanlah cinta yang menyenangkan karena
bertahun-tahun mereka telah bersama dalam status kakak adik, apalagi usia
mereka terpaut 14 tahun.
Ketika Tania berulang tahun yang ke-17,
Oom Danar dan adiknya Dede datang berkunjung ke Singapura untuk mengadakan
pesta ulang tahun untuk Tania di Singapura. Oom Danar memberikan hadiah sebuah
liontin bertuliskan ”T” yang menurut Tania sangat berharga untuknya.
Saat acara graduation’s day, Dede, Oom Danar dan pacarnya Kak Ratna datang ke
acara tersebut. Saat acara makan malam Oom Danar dan Kak Ratna memberitahu
Tania acara pernikahan mereka yang akan dilaksanakan 3 bulan kemudian. Tania
menangis karena pemberitahuan ini yang menurutnya sangat menyakitkan seperti
saat kehilangan ibunya untuk kedua kalinya.
Tania diminta pulang ke indonesia untuk
menghadiri acara pernikahan Oom Danar dan Kak Ratna, yang tentu saja ditolak
oleh Tania. Yang membuat Tania bertambah sedih karena Kak Ratna selalu baik
kepada Tania dan selalu menganggap Tania sebagai teman.
Danar
dan Ratna akhirnya resmi sebagai seorang suami-istri, namun Ratna hanya menjadi pelarian perasaan
Danar saja. Pernikahan ini telah membuat hati Tania hancur. Namun, pernikahan
itu tidak pernah bahagia, Ratna merasa bahwa dia kalah oleh bayangan lain yang
dicintai Danar. Tidak ada cinta sejak awal pernikahan Danar dan Ratna. Ratna
selalu membagi keluh kesahnya kepada Tania yang sedang bekerja di Singapura
lewat email. Hal ini membuat Tania yang telah mau memaafkan tersebut penasaran
dan tidak terima dengan perlakuan Danar terhadap Ratna hingga akhirnya Tania
memutuskan untuk pulang ke Jakarta.
Pada akhir cerita, Tania mulai berani untuk
mengungkapkan perasaannya, menanyakan kepada Danar tentang perasaannya, tentang
pernikahannya. Dan ternyata semua benar, Danar memiliki perasaan yang sama
dengan Tania. Semua tidak pernah terungkap. Namun, memang cinta tak harus dimiliki
oleh keduanya. Konflik yang terjadi diantara keduanya, hanya disebabkan oleh
satu hal yakni ketidakberanian untuk jujur terhadap diri sendiri.