Perjalanan Anak Indonesia Di Negeri
Orang
I.
Identitas
Buku
Judul Buku : Edensor
Penulis : Andrea
Hirata
ISBN :
978-602-7888-98-2
Penerbit : PT Bentang
Pustaka
Penyunting : Imam Risdiyanto
Perancang sampul : Satrio
Tahun Terbit :
2014
Cetakan/edisi : Ke-4/ revisi
Tebal/ jumlah
halaman : xii + 290 halaman
II.
Ringkasan
Isi Buku
“Hidup dan nasib, bisa tampak berantakan, misterius, fantastis, dan
sporadis, namun setiap elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah
desain holistik yang sempurna. Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan
bahwa tak ada hal sekecil apa pun terjadi karena kebetulan. Ini fakta
penciptaan yang tak terbantahkan.” merupakan kutipan yang akan kalian
temukan ketika pertama kali membaca Novel Edensor yang berasal dari pemikiran
Harun Yahya. Novel ini merupakan buku ketiga dari tetralogi Laskar Pelangi
karya Andrea Hirata. Novel ini menceritakan tentang perjalanan dua orang anak manusia
menyusuri daratan eropa untuk mencari ilmu.
Cerita dimulai dengan kisah
antara Ikal dengan lelaki tua yang bernama Weh. Bagi Ikal, Weh adalah orang
pertama yang mengajarinya untuk mengenali diri sendiri. Cerita dilanjutkan
dengan kenakalan-kenakalan yang dibuat oleh Ikal. Hal itu menyebabkan diri nya
harus berganti nama sebanyak tiga kali, dari nama Aqil Barraq Badruddin
berganti menjadi Wadudh dan akhirnya berganti lagi menjadi Andrea Hirata,
sesuai dengan keputusan dan kemauannya sendiri.
Setelah lulus SMA Ikal dan
Arai merantau ke Jawa. Mereka adalah dua saudara tidak sekandung. Arai diasuh
oleh keluarga Ikal karena ibu bapaknya meninggal. Keduanya menjadi saudara yang
kompak, konyol, dan nakal, namun cerdas. Keduanya selalu bersama baik ketika
masih SMA maupun setelah mereka bekerja di Jakarta.
Setelah menyelesaikan kuliah
strata satu, Ikal dan Arai mengikuti tes beasiswa untuk sekolah strata dua ke
Eropa. Mereka pun diterima di Universitas Sorbonne Prancis. Mereka langsung
berangkat ke Paris. Sesampainya di Paris, Ikal dan Arai tidak diperbolehkan
menempati asrama oleh Simon Van Der Wall dikarenakan kelengkapan administrasi
mereka belum lengkap. Akhirnya mereka terpaksa tidur di bangku taman di tengah
badai salju yang meliputi Kota Paris pada malam itu. Keesokan harinya Simon Van
Der Wall meminta maaf kepada Ikal dan Arai atas kejadian kemarin malam.
Seminggu kemudian Ikal dan
Arai mengunjungi Menara Eiffel. Sesampainya disana mereka sangat takjub akan
bangunan kokoh yang tinggi menjulang itu. Impian mereka untuk melihat Menara
Eiffel kini menjadi nyata, bangunan tinggi itu sekarang ada dihadapan matanya.
Di Prancis ternyata ada
orang Indonesia yang terkenal. Orang itu ialah Anggun C. Sasmi. Lagu-lagu yang
dinyanyikan olehnya diputar di seluruh radio lokal. Lagu tersebut menghiasi
setiap sudut Kota Prancis. Dari orang tua sampai anak-anak semuanya menyukai
lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Anggun. Hal itu juga yang membuat Ikal dan Arai
kagum akan Kota Paris.
Di kampus Ikal memiliki
banyak teman yang berasal dari negara, suku, ras, dan latar belakang yang
beragam. Menurut pandangannya, masing-masing temannya itu punya kelebihan dan
keunikan tersendiri. Teman-temannya yang berasal dari kelas atas punya pengaruh
yang cukup kuat di kampus. Mereka memiliki gagasan – gagasan yang sangat
cemerlang. Tentunya hal tersebut sangat berbeda dengan kepribadian orang –
orang Indonesia.
Ada seorang wanita cantik
dan elegan yang mencuri perhatian setiap pria di kampus. Namanya adalah Katya. Setiap
ada kesempatan, pria-pria berbagai bangsa merubung Katya, berlomba-lomba
membuatnya terkesan. Meskipun begitu, Ikal tak termasuk dalam kelompok penebar
pesona itu. Pria yang paling bersemangat untuk mendapatkan hati Katya adalah
Thompson dan MVRC Manooj, tapi tak satu pun dari mereka berhasil mendapatkan
hati Katya. Sampai suatu hari Ikal dan Katya berpacaran dan mengumumkannya
secara resmi. Tentu saja hal tersebut membuat Thompson dan MVRC Manooj iri
bukan kepalang, karena mereka beranggapan bahwa Ikal bukanlah pria idaman bagi
Katya.
Setelah dua bulan hubungan mereka
pun harus kandas. Semua itu dikarenakan ketidaknyamanan Ikal pada Katya. Katya
menganggap bahwa laki-laki bagaikan sebuah hiburan, apabila telah bosan maka
ganti dengan yang baru. Ucapan Katya itu membuat Ikal berpikiran bahwa Katya
tidak serius dengan hubungan yang mereka jalani.
Liburan musim panas kali
ini, Ikal dan Arai berencana untuk melakukan perjalanan mencari A Ling, kekasih
dambaan Ikal. Perjalanan keliling Eropa dan Afrika itu mereka lakukan bersama
kelima orang temannya.
Akhirnya perjalanan ini
dijadikan sebagai ajang pertaruhan untuk mengukur keberanian untuk menahklukkan
tantangan dengan cara pertaruhan lokasi tempuh terjauh dan pencarian uang
dengan jalur seni. Penjelajahan panjang menjelajahi benua eropa dengan bermodal
semangat dan keberanian. Hal tersebut mewarnai petualang Ikal dan Arai.
Perjalanan dimulai dari kota
Paris Perancis melintasi benua Eropa dan berakhir di Spanyol. Pencarian Andrea
akan cinta masa kecil telah membawa mereka melintasi rute perjalanan yang
panjang melintasi benua Eropa hingga Tunisia, Zaire dan Casablanca di benua
Afrika. Rasa lapar, kelelahan serta ancaman kematian karena kedinginan tidak
menyurutkan semangat dan keberanian Andrea untuk mencari A Ling.
Ikal dan Arai pulang ke
Eropa tanpa dapat menemukan A Ling. Namun anehnya, Ikal merasa tidak pulang
dengan tangan hampa, karena ia telah berupaya sekuat tenaga dan pada titik
akhir upaya tersebut hasilnya nihil. Maka sebenarnya Ikal telah menemukan hal
yang ia cari yakni kenyataan, kenyataan yang harus dihadapi sepahit apapun
keadaannya. Semua itu telah mempertemukan Ikal dengan salah satu pencarian
terbesar dalam hidupnya, yaitu cinta.
Mereka kembali mengerjakan rutinitas kuliah
mereka. Namun suatu hari rutinitas itu terpecah. Katya menelpon Ikal dan menyuruhnya
segera ke kampus. Tiba dikampus Ikal melihat Arai digotong, hidungnya berdarah,
ia masuk ICU. Arai terserang Asthma
bronchiale. Akhirnya Arai harus dipulangkan ke Indonesia, Ikal merasa sedih
harus berpisah dengan Arai. Hari demi hari Ikal lalui dengan menyibukan diri
dengan risetnya. Tiba tiba Maurent memanggil Ikal dan mengabarkan Prof Turnbull
akan pensiun dan pulang kampung ke Sheffield Inggris, dan mengabarkan kalau tak
ingin kehilangan waktu, Ikal harus mengikuti exchange program, pindah ke Sheffield Hallam University.
Bus merayap, Ikal semakin
dekat dengan desa yang dipagari tumpukan batu bulat berwarna hitam. Ikal merasa
menembus lorong waktu dan terlempar dalam negeri khayalan yang telah lama hidup
dalam hatinya. Kemudia Ikal bergegas meminta sopir berhenti. Ikal kembali
teringat akan keindahan tempat ini selama belasan tahun, dan tiba-tiba
tersintesa persis di depan matanya. Kemudian Ikal bertanya kepada seorang ibu
untuk memberi tahu nama tempat ini. Kemudian ibu itu menjawab. “Sure lof, it’s Edensor…”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar