Seorang Pribumi Diantara Orang Eropa

I.
Identitas
Buku
1.
Judul
Buku : Bumi Manusia
2.
Penulis : Pramoedya Ananta Toer
3.
Penerbit : Lentera Dipantara
4.
Tahun
Terbit : 1975
5.
Jumlah
Halaman : 532 halaman
II.
Isi
Ringkasan
“Bumi
Manusia” adalah sastra roman yang berlatar tahun 1890-an sampai awal tahun
1900-an. Yang oleh sejarah Indonesia dicatat sebagai masa awal Kebangkitan
Nasional. Novel ini memadukan kisah romatis dan ketidakadilan kolonialis serta
pemikiran liberal dari sudut pandang seorang keturunan priyayi Jawa.
Minke
adalah seorang anak bupati keturunan priyayi Jawa yang beruntung bisa
bersekolah di H.B.S di Kota Surabaya ketika sebagian besar keturunan priyayi
Jawa belum bisa baca tulis. H.B.S merupakan sekolah Belanda, untuk masuk ke H.B.S, kalau bukan totok (orang
Eropa asli) atau Indo (campuran), pastilah orang Jawa memiliki kedudukan yang
cukup tinggi. Minke tak pernah mengakui hal itu, Ia memperkenalkan dirinya
sebagai Minke, tanpa nama keluarga, seorang pribumi.
"Bumi Manusia" ini adalah tentang
seorang pemuda, Minke, yang mengembangkan kedewasaan dan kebijaksanaan yang
lebih besar melalui pengalaman yang terlalu besar untuk pemuda seperti dia.
Awalnya, ia menjalani kehidupan yang agak sederhana sebagai mahasiswa SMA
Belanda di Surabaya, Indonesia. Meskipun dia adalah salah satu dari sedikit
Pribumi yang belajar di sekolahnya, dia dapat bergerak dengan percaya diri dan
menjunjung tinggi kepercayaannya di tengah lingkungan kolonial dan divisi
rasial.
Hidupnya mulai berubah drastis saat dia diundang
oleh seorang teman ke salah satu rumah yang paling indah, ditempati oleh
keluarga misterius. Tanpa diduga, dia bertemu dan jatuh cinta pada gadis
terindah yang pernah dia lihat. Annelies adalah anak perempuan campuran dari
selir asli dan pengusaha Eropa. Selanjutnya, dia kagum dengan karakter ibunya
yang kuat, yang dijelaskan oleh pengalamannya sendiri yang keras di masa lalu.
Dengan bantuan suami Murni-nya, dia belajar membaca, berbicara bahasa lain, dan
menjalankan bisnis. Dan saat suaminya nanti terbukti tidak berharga, dia masih
bisa berdiri di atas kakinya sendiri. Dia akhirnya menjadi salah satu tokoh
paling penting dalam kehidupan Minke sebagai seorang guru dan ibu.
Seiring hubungan Minke dengan Annelies tumbuh
lebih dalam, orang-orang di kota ini mulai menyebarkan desas-desus dan
menganggapnya melanggar hukum dan memalukan. Meski begitu, meski menghadapi
tantangan ini, Minke tetap rasional dan bertekad membuktikan bahwa
pendidikannya tidak sia-sia. Bahkan setelah hidupnya terancam dan situasinya
dibawa ke pengadilan, dia terus mempercayai pentingnya memerangi ketidakadilan
pemerintah, tidak hanya untuk menang tapi untuk membela kemanusiaan dan
hak-haknya.
Karena pendidikan Minke dan pemikiran liberal,
dia dapat berbagi pandangan dan persepsi tentang korupsi di bumi umat manusia
ini melalui tulisan-tulisannya yang diterbitkan di sebuah surat kabar. Usahanya
terbukti berhasil saat pendukung hadir dalam pembelaannya untuk menjaga
istrinya setelah menikah secara hukum di bawah hukum Islam. Dengan demikian,
terbitannya membuktikan bahwa pengetahuan adalah kunci untuk berubah dan
sukses.
Akhirnya, Minke dan ibu mertuanya dikalahkan
setelah memperjuangkan hak Annelies. Dalam sidang keputusan
Pengadilan Surabaya memutuskan untuk Juffrouw Annelies Mellema akan diangkut
dengan kapal dari Surabaya lima hari yang akan datang. Mendengar keputusan itu,
Nyai dan Annelies marah kemudian meninggalkan tempat itu. Keputusan
Pengadilan Surabaya menerbitkan amarah banyak orang dan golongan. Serombongan
orang Madura menyerang orang Eropa. Sejak itu pula rumah Nyai Ontosoroh dijaga
ketat oleh kepolisian Belanda. Tak seorangpun diizinkan masuk. Bahkan Darsampun
diusir. Dokter Martinet tidak diizinkan masuk. Dan sekarang Minke dan Nyai yang
menjaga Annelies.
Hari itu pun tiba, Annelies meminta Minke untuk bercerita
mengenai negeri Belanda dan laut. Sampai kemudian datang seorang peremupuan
Eropa, memerintahkan Nyai untuk mempersiakan pakaian Annelies. Ia sembah
sungkem kepada mama, menyuruh mama untuk membuang kenangan yang telah berlalu
dan mengasuh seorang adik perempuan yang manis,
yang tidak menyusahkan seperti Annelies. Tangis mama terus menderu, menyesal
tak dapat mempertahankan Annelies. Dan permintaan terakhir Annelies pada Minke,
untuk mengenang kebahagiaan yang pernah mereka alami bersama.
Minke menangisi keperergian cintanya. Memikirkan betapa lemahnya
dirinya sebagai seorang pribumi dihadapan orang Eropa. Sebuah kereta Gubermen
telah menunggu dalam apitan Maresose berkuda. Sayup – sayup terdengar roda
kereta menggiling kerikil, makin lama makin jauh, jauh, akhirnya tak terdengar
lagi. Annelies dalam pelayaran ke negeri dimana Sri Ratu Wilhelnima bertahta.
Minke berjanji akan menyusul Annelies, membawa Annelies kembali lagi.
III. Kelebihan
dan Kekurangan
a.
Kelebihan
Penulis menggambarkan
masa kolonialisme dengan apik serta dapat menyuguhkan kisah romantisme dengan
elegan.
b.
Kekurangan
Bahasa yang digunakan
dalam novel ini sulit untuk dimengerti.